Survei oleh University Warwick, Inggris, mengungkapkan bahwa 60 persen pasangan menikah mengaku lebih bahagia dibandingkan saat masih melajang. Hal ini dikarenakan individu yang telah menikah mengalami peningkatkan perasaan puas dan lebih mudah melewati masa-masa stres.
Para ilmuwan di Inggris sepertinya sepakat bahwa pernikahan cenderung membahagiakan individu. Meskipun demikian, hal ini sepertinya tidak berlaku bagi masyarakat Indonesia.
Badan Pusat Statistik mengeluarkan laporan Indeks Kebahagiaan 2014 yang diambil dari 70.631 rumah tangga sample yang tersebar di seluruh Indonesia. Survei ini mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia yang berstatus menikah atau lajang memiliki tingkat kebahagiaan yang sama.
Hampir tidak ada perbedaan signifikan pada Indeks Kebahagiaan penduduk antara yang belum menikah atau yang sudah menikah. Data Indeks Kebahagiaan menunjukkan, penduduk belum menikah berada pada level 68,77, dan penduduk yang menikah berada di level 68,74.
Disamping itu, survey ini juga menunjukkan perbedaan tingkat kebahagiaan pada penduduk yang berstatus cerai dengan tingkat kebahagiaan yang berada pada level 65. Terakhir, data Indeks Kebahagiaan penduduk Indonesia cenderung meningkat sejalan dengan jumlah anggota rumah tangga. Namun, indeks kebahagiaan mulai menunjukkan tren turun pada jumlah anggota melebihi 4 orang.
Terlepas dari hasil survei di atas, menjalani pernikahan yang bahagia sudah
pasti merupakan hasil kerja sama dari dua orang, yakni suami dan istri. Yang menjadi pertanyaan adalah, siapkah kita berbagi kebahagiaan bersama teman hidup kita?
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more